Friday 23 December 2011

PANTAI SADRANAN

Gunung Kidul memang sudah sangat terkenal akan keindahan pantainya. Kabupaten ini memiliki pesona wisata tersendiri yang khas dengan icon pantai yang melekat padanya. Sebut saja beberapa pantai yang terkenal yaitu Krakal, Kukup, Baron dan Sundak. Ternyata, di deretan pantai-pantai ini masih tersembunyi suatu pantai yang belum begitu terkenal yaitu Pantai Sadranan. Kali ini saya bersama kelima teman saya mencoba untuk menikmati indahnya pantai ini dan menghabiskan malam di sana.

Pantai Sadranan terletak sekitar 0,5 Km dari Pantai Krakal, tepatnya di sebelah timur Pantai Krakal. Apabila dari kota Yogyakarta, kira-kira membutuhkan waktu 2-3 jam untuk sampai di pantai ini. Ketika memasuki jalan menuju pantai, jalanan masih berbatu-batu dan agak terjal. Sesampainya di sana, kita tidak usah takut meninggalkan kendaraan karena sudah ada penjaga dan disediakan tempat parkir. Apabila ingin bermalam di sana, penjaga pantai tersebut menyediakan perlengkapan seperti tikar dan lampu badai bahkan kayu bakar untuk membuat api unggun.

Ketika sore hari, kita dapat melihat indahnya hamparan pasir putih yang sejuk dan teduh disinari pancaran matahari sore yang indah. Ombak di pantai ini tidak begitu besar dan tentunya dapat menjadi sahabat bermain di indahnya suasana sore itu. Ketika matahari sudah tenggelam, sebuah gubuk dapat dijadikan tempat untuk bermalam. Gubuk ini dapat menampung kira-kira 6-8 orang. Gubuk ini juga pernah dijadikan sebagai salah satu view di film "Perempuan Berkalung Sorban". Gubuk ini tidak jauh dari pantai dan mengahadap ke arah pantai sehingga kita masih dapat mendengarkan suara ombak yang bergemuruh merdu dari tempat ini.

Api unggun dan bakar ikan.. mantabbb
Apabila kita membutuhkan tikar, lampu badai dan kayu bakar, penjaga pantai akan menyediakannya dengan harga sewa yang begitu murah. Bahkan waktu itu, satu ikat kayu bakar dengan ukuran cukup besar dapat dibeli dengan harga Rp. 5.000,00, sedangkan untuk tikar dan lampu badai kita cukup memberikan seikhlasnya saja karena penjaga pantai itu tidak mematok harga. Begitu juga untuk biaya parkir kendaraan. Pada malam hari, kita dapat membuat api unggun untuk menghangatkan badan. Apabila merasa lapar, kita dapat menikmati menu ikan bakar buatan sendiri yang dibakar di atas api unggun yang kita buat. Akan tetapi, kita harus membeli ikan di Pantai Krakal sebab di Pantai Sadranan tidak ada penjual ikan kala itu. Dua kilo ikan komplit dengan bumbu bakarannya ditambah dengan 6 bungkus nasi dapat dibeli dengan harga Rp. 60.000,00. Sambil berapi unggun, malam itu kami menghabiskan waktu dengan membakar ikan dan kemudian melahapnya hingga tak bersisa.



Semakin malam, air pantai semakin pasang dan mulai naik mendekati daerah gubuk tempat bermalam. Dinginnya angin malam sangat menusuk tulang sehingga kami memutuskan untuk memakai jas hujan sebagai pelindung tubuh. Untuk itu, bagi teman-teman yang ingin mencoba bermalam di sana (di gubuk) lebih baik persiapkan selimut atau baju hangat.

Esok hari Pantai Sadranan
Esok talah tiba, ketika kami terbangun, sungguh indah luar biasa hamparan pasir putih yang sangat mulus tanpa jejak apapun setelah semalam tergenangi oleh air. Dan jejak-jejak serta tulisan-tulisan kami mulai menghiasi indahnya hamparan pasir itu. Pagi itu kami habiskan dengan melihat matahari yang mulai muncul dari peraduannya, sungguh indah luar biasa ciptaan Tuhan ini. Air pantai pun kembali bersinar-sinar terkena cahaya matahari yang masih teduh. Indahnya pantai itu menggugah semangat kami untuk segera menceburkan diri ke dalam air laut yang jernih. Sungguh air pantai yang sangat tenang sehingga kami puas berenang di sana tanpa perlu khawatir akan datangnya ombak besar.


Pantai Sadranan, di situ kami berendam


Yuk bermain pasir


Saya dan karang
Ketika hari semakin siang dan waktu telah menunjukkan pukul 09.00 WIB, kami memutuskan untuk segera membersihkan diri di kamar mandi umum yang telah disediakan dan bergegas pulang. Tak lupa juga kami berbincang-bincang sebentar dengan penjaga pantai dan pamitan. Kira-kira total sewa yang kami keluarkan untuk menginap ditempat itu yaitu Rp. 30.000,00 sudah termasuk sewa tikar, lampu badai, parkir kendaraan dan juga dua ikat kayu bakar. Dan biaya yang kami keluarkan pada petualangan itu Rp. 90.000,00 (untuk berenam dan belum termasuk bensin). Sungguh menyenangkan bukan? Bagi teman-teman yang tertarik kesana, silahkan mencoba ya.


No comments: